This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, June 17, 2010

teknolgi bedah tulang mngadopsi kemampuan GPS system


Jakarta – Pemanfaatan teknologi komputer sudah merambah ke bidang kesehatan, salah satunya untuk pembedahan tulang. Dalam perkembangan pemanfaatan teknologi terbaru, dokter yang melakukan operasi kini dipermudah dengan suatu sistem yang berfungsi sebagai pemberi arah layaknya GPS (Global Positioning System).

Teknologi ini disebut Computer Assisted Surgery (CAS). Yang merupakan suatu prosedur penggunaan sistem komputer dalam operasi guna memberikan navigasi terhadap ahli bedah.

Penggunaan CAS saat ini masih lebih ditujukan untuk bedah tulang (Orthopaedic), sehingga dalam operasi alat ini membantu ahli bedah dengan penciptaan dan tampilan gambar (navigasi) yang menunjukkan komponen-komponen antara tulang dan ligamen dari persendian yang akan atau sedang diganti.
Dr. Nicolaas C. Budhiparama, Jr.F.I.C.S, seorang ahli bedah mengatakan, hasil operasi tulang yang dilakukan dengan bantuan CAS mempunyai tingkat keakuratan dan presisi yang lebih baik dibanding cara operasi secara konvensional.

“Operasi Total Knee Replacement (penggantian lutut secara menyeluruh-red) merupakan salah satu operasi tersulit, sehingga membutuhkan kemampuan komputer sebagai pemandu untuk hasil yang lebih baik,” ujar Dr. Nico, saat acara media workshop CAS di Rumah Sakit Medistra Jakarta, Selasa (21/8/2007).

Sehingga dengan alat ini, para ahli bedah dapat dengan segera mengambil keputusan untuk melakukan tindakan berdasarkan yang ditunjukkan oleh sistem ini dari sisi arah, posisi anatomi, deviasi yang ada dan kedudukan implan terhadap tulang. Hal ini serupa dengan sistem pencari arah (GPS) yang terdapat pada kapal atau mobil yang dapat memberikan data sehingga pengemudi dapat menentukan arahnya.

Dr Nico mengatakan, keberadaan CAS sendiri hanya ada di beberapa negara di dunia, salah satunya adalah di Singapura. Sedangkan untuk Indonesia, lanjutnya, secara resmi baru saja diperkenalkan hari ini (21/8/2007) namun sebenarnya metode tersebut sudah beberapa kali diterapkan ke pasien hanya saja belum dipublikasikan.

“Penerapan CAS itu tidak gampang, perlu pelatihan khusus dan si dokter pun harus interest dengan teknologi. Tapi manfaatnya, menguntungkan bagi pasien dan si dokter sendiri,” imbuhnya.

Pulstar, busi dengan teknologi terbaru


Enerpulse, sebuah perusahaan yang berpusat di Albuquerque, New Mexico telah mengembangkan sebuah busi dengan teknologi yang berbeda dari teknologi busi saat ini.

Meskipun mempunyai bentuk dan dimensi yang sama (bentuk dan dimensi tersebut disesuaikan dengan sistem pengapian dan mesin yang ada) dengan busi yang sekarang digunakan, namun teknologi yang digunakannya mampu menambah torsi menjadi 12% dan 20% lebih ekonomis.

Enerpulse dengan didampingi Sandia National Laboratories, Pulstar pulse plugs, demikian produk tersebut dinamakan, menghasilkan daya 20.000 kali lebih besar dari busi yang sekarang ini banyak digunakan. Teknologi busi yang ada sekarang hanya menghasilkan 50 watt, sementara Pulstar menghasilkan 1 juta watt. Jumlah yang lebih dari cukup untuk membakar secara sempurna seluruh bahan bakar di ruang pembakaran mesin.

Menurut Enerpulse, daya sebesar itu tidak akan merusak mesin. Pulstar hanya menghasilkan 1 juta watt selama 2 nanodetik. Waktu yang sangat singkat tersebut cukup untuk membakar bahan bakar di dalam ruang pembakaran mesin dan terlalu singkat untuk menjadikan blok mesin ataupun komponen mesin lainnya menanggung panas yang berlebihan.

Pulstar mempunyai prinsip kerja yang berbeda jika dibandingkan dengan busi biasa. Pada busi biasa, banyak energi yang terbuang menjadi panas selama proses ionisasi elektrodenya. Hal tersebut berarti bahwa loncatan bunga api tidak akan terbentuk selama tegangan di antara ujung elektrodenya tidak mencukupi untuk membuat sebuah percikan dan akibatnya banyak energi yang terbuang.

Sementara Pulstar bekerja dengan mengumpulkan energinya di dalam sebuah resistor. Jika tegangan yang akan digunakan untuk membuat bunga api mencukupi, maka energi tersebut akan melewati resistor dan seketika muncul mejadi percikan api di antara ujung elektrodenya.